The Year of Victory

Powered by Blogger.

Sunday, June 8, 2014

Maukah Kamu Menjadi Sahabatku?



Diabaikan itu menyakitkan. Apalagi jika kamu mengalaminya baik di rumah maupun di luar rumah sekaligus. Inilah yang aku rasakan sejak SD hingga SMA. Entah mengapa, aku merasa orang selalu menertawakan aku dan tidak ingin berteman denganku. 
Masih jelas di ingatanku ketika aku memohon pada seorang teman agar mau duduk sebangku denganku. Waktu itu aku baru masuk SMP dan tidak punya teman satu pun. Aku merasa seperti seorang yang memelas ingin dikasihi di hadapannya, tapi aku tak peduli. Yang penting aku punya teman sebangku. Namun, ternyata kejadian itu berbuntut tidak enak. Teman-teman yang satu genk dengannya kemudian menertawakan aku. Penampilanku dianggap mereka sangat culun dan kumuh. Aku kehilangan kata-kata. Hanya bisa pergi ke toilet untuk menangis. Rasanya aku tak ingin sekolah lagi, karena tidak tahan harus menghadapi mereka setiap hari. 
Sampai tiga tahun lamanya aku menyimpan akar pahit. Aku benci kepada mereka yang menertawakanku. Apalagi, aku tahu bahwa mereka semua adalah sesama orang Kristen. Bukankah seharusnya orang Kristen itu penuh kasih? Mengapa aku malah diasingkan oleh mereka? Aku sangat kecewa. Aku merasa Tuhan juga tidak berpihak padaku. Permintaanku untuk pindah sekolah tidak diindahkan oleh orangtuaku. Mengurus pindah sekolah itu repot, alasan mereka. Sabar sajalah, kata ibuku, tanpa peduli betapa perasaanku hancur lebur di sekolah itu. Hari-hariku di sekolah itu ibarat hidup di dunia gelap tanpa cahaya. Istirahat sendirian, makan di kantin sendirian, semuanya sendirian.
Memang seiring berjalannya waktu, aku merasa ada juga orang-orang yang mulai mau menerimaku. Sayang, itu biasanya karena mereka membutuhkan sesuatu dariku. Kalau tidak, ya aku tetap saja tidak dianggap. Pernah suatu kali seseorang bertanya, “Apa kamu tidak punya teman atau sahabat di sini?” Pertanyaan itu seperti mencekikku. Dadaku terasa sesak. “Apakah suatu saat nanti aku akan memiliki sahabat? Adakah orang yang mau mendengarkan isi hatiku? Atau, apakah memang aku harus menjalani hidup ini seorang diri saja?” Besar harapanku, keadaan akan berubah ketika aku menginjak bangku SMA.
Aku sering sekali berdoa untuk hal itu. Namun, doaku seolah tidak dijawab. Hingga akhirnya, aku memiliki seorang kakak rohani. Ia menjadi sahabat yang luar biasa. Ia menolongku untuk melihat kehidupan dari sudut pandang yang baru. Aku jadi menyadari bahwa selama ini aku telah bersandar pada pengertianku sendiri. Aku begitu sibuk meminta Tuhan mengubah situasi sesuai dengan apa yang aku inginkan, sehingga aku gagal melihat apa yang ingin Tuhan ajarkan padaku melalui berbagai situasi itu. Aku begitu sibuk mengeluhkan orang-orang yang mengabaikanku, sehingga aku tidak menyadari betapa Tuhan sendiri sesungguhnya tidak pernah mengabaikan, apalagi meninggalkan aku.
Perlahan namun pasti, pengenalanku akan Tuhan berubah. Kalau dulu aku pikir Tuhan tidak pernah peduli dan berpihak padaku, kini aku belajar betapa Dia adalah Bapa yang memiliki rencana terbaik bagi anak-anak-Nya, betapa Dia adalah Sahabat yang sejati. Seiring dengan itu, hidupku pun diubahkan. Pikiranku yang tadinya penuh ketakutan dan keraguan, kini diliputi keberanian dan pengharapan. Hatiku yang tadinya penuh akar pahit, kini diliputi pengampunan, bahkan kerinduan untuk mendoakan mereka yang pernah menyakiti aku.
Sungguh aku bersyukur untuk karya Tuhan yang ajaib dalam hidupku. Memiliki sahabat memang bisa membuat kita merasa berarti. Tetapi, menjadi sahabat bagi orang lain ternyata jauh lebih indah dan berarti. Yuk lihat sekeliling kita. Banyak orang yang berseru di balik kesepian hati mereka, “Maukah kamu menjadi sahabatku?” Jadilah sahabat mereka. Ambillah waktu untuk memperhatikan dan mendoakan mereka. Perkenalkan mereka kepada Kristus, Sang Sahabat sejati yang dapat mengubahkan hidup mereka. Aku yakin, hidupmu juga akan diubahkan dalam prosesnya :)

Tuesday, April 1, 2014

Teknologi Informasi

DAMPAK NEGATIF INTERNET

Dampak negatif internet umumnya, yaitu :

·         Pornografi, anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah. Dengan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajarela. Untuk mengatasi hal ini, para produsen “browser” melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat diakses.
·         Violence and Gore atau kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
·         Penipuan, hal ini memang merajarela di bidang apapun, internet pun tak luput dari serangan penipu. Cara terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini.
·         Carding merupakan aktivitas pembelian barang di Internet menggunakan kartu kredit bajakan. Cara belanja menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia Internet karena bersifat real-time (langsung). Para pelakunya paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini.
      ·         Perjudian, dengan jaringan yang tersedia para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk
           memenuhi kebutuhannya

Selain itu pun, ada beberapa dampak negatif lainnya yang dilihat secara konseptual yakni:
1. Information Anxiety
Terlalu banyak informasi sehingga tidak bisa memilih mana informasi yang benar / salah, penting / tidak, karena semakin banyaknya informasi yang ada sekarang, tidak semua informasi yang diberikan benar adanya. khususnya yang menggunakan media internet.
2. Dehumanization
Rounded Rectangle: 7Hilangnya / turunnya penghargaan atas nilai individu, yang digantikan dengan angka identitas.
3. Health Issues
Stress yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis TIK, ketergantungan akan teknologi informasi dan komunikasi, pengaruh radiasi gelombang elektromagnetis, pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kelelahan akibat kesalahan penggunaan keyboard dan mouse, masalah ergonomis, dsb.
4. Lost Of Privacy
Identitas digital membuat keberadaan kita selalu terdeteksi. Selain itu pemantauan kamera CCTV (Closed-circuit Television) secara terus menerus yang berada / terpasang di beberapa tempat tertentu akan mengganggu privasi dalam kesaharian kita.
5. Cookies
Makin banyak informasi yang ditampilkan diinternet yang tanpa kita sadari membuka peluang penyalahgunaan oleh pihak – pihak tidak berwenang , contoh : account yang kita miliki di situs jejaring social seperti facebook, friendster, twitter, dll .
6. Digital Gap
Makin nyata adanya kesenjangan antara kelompok yang menguasai TIK dengan kelompok yang tidak menguasai TIK, baik dalam keseharian maupun di dalam pekerjaan.
7. Possible Massive Unemployment
Implementasi TIK secara besar – besaran, waktu – waktu dapat membawa dampak peningkatan jumlah pengurangan tenaga kerja, baik melalui PHK ataupun menyempitnya peluang tenaga kerja bagi karyawan yang tidak menguasai TIK.
      8. Impact Of Globalization On Culture
Rounded Rectangle: 8Makin menghilangnya / menipisnya nilai – nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Karena semakin cepat dan mudahnya penyebaran informasi dari dunia luar melalui internet.
 
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBUAT BLOG MENARIK

Ketika sosial media seperti Friendster tergantikan oleh Facebook dan kemudian digusur lagi oleh Twitter, gue menyimpulkan bahwa hanya blog yang nggak akan pernah basi. Blog yang gue analogikan sebagai rumah itu lengkap karena semuanya ada. Mulai dari tulisan, foto, video, bahkan widget berupa sosial media itu sendiri ada di blog. Nah, buat yang udah bosen main sosial media karena ketemu orangnya itu-itu aja, gue saranin mending nge-blog aja.

Terus, apa aja faktor yang membuat blog menarik? Here we go: 

1. Tampilan

Anggaplah blog itu rumah. Pembaca adalah tamu yang mampir ke rumah kita. Tentunya, kita harus membuat tamu nyaman dong? Sama halnya kayak blog. Mau konten atau isinya sebagus apapun, kalo tampilannya bikin sakit mata dan nggak nyaman, siapa coba yang betah? Misalnya aja, Raditya Dika yang tulisannya nggak usah diragukan lagi. Kalo tampilan blognya bikin sakit mata, siapa yang betah? Gue pribadi, nggak betah. Hehehe.

Karena setiap mampir ke sebuah rumah, otomatis yang kita lihat pasti tampilannya duluan. Sama halnya kayak blog. Setiap mampir ke sebuah blog, otomatis yang kita lihat pasti tampilannya duluan. Bikin nyaman? Bacanya pun jadi enak. Bikin sakit mata? Ya selamat tinggal pembaca. Minimal, tampilan yang simpel atau minimalis udah cukuplah. 

Nggak usah pake widget lagu, karena selera musik orang beda-beda. Nggak usah pake widget jam atau kalender, karena teknologi udah canggih, tinggal lihat gadget aja. Nggak usah pake widget semut-semutan, karena berbahaya jika nanti ada berita, "Seorang Blogger Menonjok Layar Komputer Karena Kesal Ada Semut di Layar" di media massa.

2. Konten

Setelah tampilan udah membuat pembaca nyaman, baru kita ngisi kontennya. Anggaplah blog itu rumah. Setelah pembaca melihat tampilan rumah kita yang asik, pasti nggak sabar mau masuk dong? Nah, isi dalam rumah itu adalah postingan-postingan kita. Konten ini yang menentukan, setelah masuk ke dalam rumah, pembaca betah atau mau cepat-cepat keluar? 

Sebisa mungkin, isi kontennya yang menarik dan informatif. Walaupun blog personal, siapa yang betah dicurhatin mulu? Apalagi yang isinya galau-galauan. Kecuali, pembaca kalian adalah tipe pendengar yang baik, yang bisa dijadikan tempat curhat. Tapi, percayalah bahwa hidup terlalu indah untuk dipake galau-galauan. Mending juga nge-blog. Selain bermanfaat, hati juga jadi lega. Isi blognya? Curhat. Sama aja. Sekali-sekali, buatlah postingan-postingan dengan tema yang berbeda. Jangan yang itu-itu aja. Kita sebagai tuan rumah harus membuat tamu berpikir, "Wah, minggu ini dia curhat, minggu depan apa ya? Mampir, ah!" 

Buat pembaca penasaran dan ketagihan untuk mampir lagi. 

Gue juga lebih menghargai mereka yang membuat postingan tutorial, berita dan semacamnya ketimbang yang postingannya copas. Anggaplah blog itu rumah. Emang mau dibilang sama tamu, "Isi rumah elu kok sama kayak rumah sebelah?" Kalo kalian mencuri tulisan milik orang lain, cepat atau lambat rumah kalian bakalan dikepung sama "polisi" 

Inget, 


"Blogging isn't about publishing as much as you can. It's about publishing as smart as you can." ― Jon Morrow

3. Loading Blog

Ini hanya pendukung. Anggaplah blog itu rumah. Mau masuk ke dalam, tapi pintunya susah dibuka. Harus digedor-gedor atau didorong dulu dengan keras. Pembaca pasti sabar menunggu, kalo isi di dalam rumah itu menarik. Bagaimana caranya tamu tau isi rumah itu menarik? Anggaplah pemilik rumah itu Raditya Dika. Mau pintunya susah dibuka juga, pembaca bakalan sabar nungguin. Darimana pembaca tau itu rumah Raditya Dika? 

Eh, ini bahas loading blog, kan? Anywayloading blog itu hanya pendukung sih. Yang penting tampilan dan isinya menarik, pembaca pasti bakalan sabar nunggu. Lanjut...

4. Ilustrasi

Ini juga hanya pendukung. Udah gue bahas sedikit juga di atas. Anggaplah blog itu rumah. Kalo di depan rumah ada halaman depan yang ditanami pepohonan rimbun, nggak usah masuk juga udah pasti betah, kan, karena adem. Sama halnya kayak blog. Tapi tergantung, kalian adalah tipe blogger yang pengin menonjolkan ilustrasi atau konten?

Kalo blogger yang biasa bikin artwork gitu, postingannya pasti penuh ilustrasi buatan sendiri. Saran gue sih, usahakan ada tulisannya sedikit, biar postingannya lebih berisi dan nggak berkesan kayak album foto. Bisa tulisan tentang proses pembuatan artwork, alat-alat yang digunakan, kenapa membuat artwork itu, dan sebagainya. 

Gue sendiri betah dan suka kalo blogwalking, terus nemuin blog yang isinya artwork.

5. Domain .com


Anggaplah blog itu rumah. Kalo tamu udah pernah mampir dan kita pindah rumah (alamat blog), pasti sebagian tamu bakalan bela-belain nyari alamat baru kita. Sama pandangannya dengan: Belum pindah domain = ngontrak. Pindah domain = beli rumah sendiri. Nggak wajib dan begitu berpengaruh untuk membuat suatu blog terlihat menarik.

Banyak yang udah pindah rumah, tapi belum tentu isinya bagus. Banyak yang belum pindah rumah, tapi belum tentu isinya jelek. Sebagian orang mungkin pengin praktis, karena malas ngetik alamat blog panjang-panjang. Sebagian orang mungkin menilai, dengan domain .com berarti kelihatan lebih profesional. Pindah atau nggak, itu pilihan kalian.
***

 

Blogger news

Blogroll

About